Sunday, May 31, 2009

Everlasting Friend :D


Satu lagi tentang hidup. Allah Bapa memang sungguh hebat. Semuanya sangat indah dibuatNya. Bahkan sampai hal paling kecil namun berarti, Persahabatan. Bagi saya pribadi persahabatan bagai sebuah pegangan dan sebuah penagalaman dalam hidup. Persahabatan itu sangat menguatkan setiap pribadi yang menjalaninya. Tak terlepas dari itu, kemelut persahabatan juga hadir di saat - saat indah bersama teman. Tapi dari semuanya itu, persahabatan sungguh indah :D


Bermula dari sebuah pertemuan yang bisa dibilang 'tidak sengaja'. Saat itu saya dan teman - teman masih belum mengenal satu sama lain. Namun akhirnya kami memutuskan untuk membentuk sebuah kelompok doa di sekolah. Setiap jumat saya dan teman - teman berdoa bersama, saling sharing satu sama lain tanpa berpikir bahwa kami semua akan menjadi sahabat. Namun seiring berjalannya waktu, Tuhan memang baik. Ia mempertemukan kami semua dengan arti sahabat yang sesungguhnya. Kami mulai saling membuka diri, sharing masalah apapun, bahkan sampai masalah yang bisa dibilang sangat rahasia. Namun kami percaya satu sama lain. Disinilah dimulainya persahabatan kami.

Kami mulai membuat istilah - istilah aneh yang membuat suasana menjadi ringan, membuat cerita - cerita lucu, dan lain - lain. Semuanya itu kami habiskan bersama - sama.

Berbulan - bulan berlalu, kami mulai lebih mengenal 1 sama lain secara lebih mendalam. Dan akhirnya, tiba saatnya kami untuk berpisah. Kami sadar setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Dan semuanya itu mau tidak mau kami harus jalani. Tapi dengan begitulah kami menemukan makna persahabatan yang sesungguhnya. Dan kalau umur persahabatan kami masih panjang, kami yakin suatu saat kami pasti dapat berkumpul bersama lagi. :)

Teman, tak ada yang dilalakukan Tuhan tidak baik bagi kita. Semuanya benar - benar mendatangkan kebaikan. Wwalau sakit, namun saya yakin Tuhan punya rencana yang indah bagi yang mengasihi Dia.

Mengampuni dan melupakan

Beberapa hari lalu saya merasa ada sesuatu yang sangat ganjil di dalam hati saya. Mungkin karena kerasnya hidup ini (well, saya tahu saya masih sangat muda, namun tampaknya Tuhan memberikan beban 'ekstra' pada saya dan menuntut saya untuk jadi dewasa sebelum waktunya) dan semuanya itu terus membentur saya. Hati yang mula - mula dipenuhi dengan kasih, mulai terkikis, perlahan - lahan kasih itu menjadi hilang dan akhirnya saya malah mengasihani diri saya sendiri. Karena merasa menjadi orang yang paling malang sedunia, saya mulai mengeluh," aduh kenapa sih jadinya gini?' "aduhh kenapa sihh tuh orang ga ngerti?" "aduh kenapa sih hari ini makannya ini?" dan banyak aduh aduh lainnya. Padahal tanpa saya sadari inilah awal kejatuhan saya. Saya mulai melupakan kebaikan Tuhan, semakin lama saya jatuh semakin dalam. Dengan dosa yang terus menerus terulang, dengan keluhan - keluhan yang memberatkan telinga Tuhan, semuanya itu membuat hati saya semakin kosong. Bagai rumah tanpa fondasi, begitulah hati saya. Namun karena saya termasuk orang yang 'sangaaaaaaaat' cuek, saya mendiamkan semuanya itu untuk beberapa lama.
Kemudian saat itu datang juga, saat saya disakiti. Karena hati saya itu kosong dan tanpa fondasi, saya dengan mudah menyimpan sakit hati kepada orang itu. Semua sakit itu menghancurkan segala fokus saya, saya kehilangan moment - moment berharga, dan masih banyak lagi yang merugikan saya. Setelah semua itu berlalu, saya kembali disakiti, sampai saya berkata 'lagi?!?!?!'. Terakhir, seseorang menggantungkan sebuah pertanyaan yang sangat membuat hati saya resah, takut akan apa yang terjadi di masa depan (padahal belum terjadi). Saya kembali down. Mengapa hidup ini terasa berat? Ya, kata - kata itu selalu terlontar dari hati saya.
Saat semua keadaan menjadi makin buruk, saat semangat saya jatuh, saya mulai melupakan Tuhan dalam hidup saya. Saya mulai kehilangan gambar diri saya. Saya mulai menghindari saat - saat bertemu dengan Tuhan. Dan kembali, saya mulai menumpuk sakit hati saya. Bahkan apa yang dilakukan orang - orang disekeliling saya itu salah di mata saya. Oh God, help!
Namun Tuhan itu baik :) Saat Dia melihat saya berjalan terlalu jauh dariNya, Dia menarik saya kembali. Dia mengutus salah seorang teman saya (bagi yang merasa makasih ya hehehe..) untuk terus mengampuni dan melupakan. Saya tahu itu semua berat, saya tahu itu semua sangat susah bagi orang seperti saya (saya orangnya keras jadi keras kepala, keras hati, keras lidah, semua yang keras - keras saya punya hehehe). Namun saya terus belajar mengampuni, melupakan, mengampuni, melupakan, mengampuni, melupakan dan begitu terus terulang. Kini saya mulai belajar untuk membangun hubungan bersama Tuhan. Saya sadar, bersama Tuhan, saya akan selalu mendapatkan kasih itu dan saya tidak akan pernah kekurangan. Tidak ada lagi hati yang kosong, tak ada lagi hati yang minta dikasihani, tak ada lagi hati yang menderita, karena semuanya itu sudah ditanggung oleh Yesus di atas kayu salib. Saat orang - orang meninggalkan saya, saat orang - orang menyakiti hati saya, saat orang - orang mencoba mendesak saya, hanya satu hal yang saya ingat. Saya tidak sendiri. 2000 tahun yang lalu Yesus telah diperlakukan sama seperti saya hari ini, bahkan jauh lebih sakit. Tapi Dia tidak pernah menyerah. Kenapa? Karena Ia tahu dan percaya, bahwa kita anak - anakNya pun dapat mengampuni sama seperti Dia mengampuni, dan melupakan sama seperti Dia melupakan. Tuhan baik kan? :)