"Hidup sama Tuhan itu tegang tapi asik."
Itu yang saya dengar dari mulut mama saya (yaiyalah ya dari mulut) saat kami sharing - sharing tentang hidup. Sebenarnya ini sudah lama sekali, tapi saya juga baru inget hari ini *upss*. Well. sebenarnya saya juga bingung apa sih maksutnya kata - kata itu. Logika saya mulai berbicara, inilah itulah, "ga mungkin lah tegang trus asik", "ga mungkin lah bisa asik kalo tegang", "ga mungkin lah kalo bla bla bla" dan segala tidak mungkin lainnya. Tapi dibalik permainan pikiran saya, nurani saya juga berbicara. Namun saya tidak peka terhadap ucapan nurani saya. Saya menjadi lupa. Lupa akan kebaikan Tuhan yang telah saya alami selama ini. Lupa akan hari - hari yang telah saya lalui bersama Tuhan. Lupa akan pertemuan yang mengubah hidup saya. Semuanya karena 1 hal, logika.
Semakin kita dewasa, semakin banyak gejolak hidup yang menantang kita untuk saling menguji logika. Pertandingan logika membuat semuao rang menjadi egois dan merasa diri paling benar. Padahal logika sendiri itu relatif. A berkata hal ini baik, B berkata hal itu baik. Namun baik belum tentu benar. Seperti itulah logika. Tak sadar akan pengaruh logika, logika itupun mulai menggeser keberadaan iman.
Iman. Dasar dari segala sesuatu yang tidak mungkin.
Seiring berkembangnya kedewasaan, logika pun mulai berbicara. "Kenapa bisa gitu? itu kan ga mungkin banget!" "Masa sih? hidupmu kan uda susah, ga mungkin bisa sukses. Siapa yang mau ngasih?" Sekali lagi. Lupa akan keberadaan Tuhan dalam kehidupan. Jutaan anak Tuhan di dunia telah tertipu oleh logika mereka sendiri. Dan mereka mempertanyakan keberadaan Tuhan. Namun, kita bersyukur punya Allah yang baik. Yang mau menarik kita saat kita mulai berjalan jauh dariNya. Yang mau memeberikan "iman" untuk kita mencoba lagi.
"We live by faith and not by sight"
Sebuah kata sederhana yang bisa menjelaskan makna kehidupan. Kita hidup dengan iman, bukan dengan pengertian. Dan hidup bersama Tuhan memang dibutuhkan iman, bukan pengertian. Kita harus berkata 'ya Tuhan aku percaya' bukannya 'kenapa begini Tuhan? Kok ga masuk akal sih?'. Teman, jangan pernah sejajarkan pikiran Tuhan dengan pikiran manusia! Pikiran manusia itu terbatas, tapi pikiran Tuhan itu unlimited, ga terbatas, jauh melebihi akal sehat.
1 hal yang saya dapetin dari kata - kata mama saya itu. Telah terbukti berjalan dengan iman bersama Tuhan memang asik. Saat - saat kesesakan kita berseru kepada Tuhan, bukannya malah mempertanyakan keadaan. Dan, Tuhan selalu membuka jalan yang bisa dibilang 'aneh - aneh + lucu' jadi komplit deh tuh.. :)
Itu yang saya dengar dari mulut mama saya (yaiyalah ya dari mulut) saat kami sharing - sharing tentang hidup. Sebenarnya ini sudah lama sekali, tapi saya juga baru inget hari ini *upss*. Well. sebenarnya saya juga bingung apa sih maksutnya kata - kata itu. Logika saya mulai berbicara, inilah itulah, "ga mungkin lah tegang trus asik", "ga mungkin lah bisa asik kalo tegang", "ga mungkin lah kalo bla bla bla" dan segala tidak mungkin lainnya. Tapi dibalik permainan pikiran saya, nurani saya juga berbicara. Namun saya tidak peka terhadap ucapan nurani saya. Saya menjadi lupa. Lupa akan kebaikan Tuhan yang telah saya alami selama ini. Lupa akan hari - hari yang telah saya lalui bersama Tuhan. Lupa akan pertemuan yang mengubah hidup saya. Semuanya karena 1 hal, logika.
Semakin kita dewasa, semakin banyak gejolak hidup yang menantang kita untuk saling menguji logika. Pertandingan logika membuat semuao rang menjadi egois dan merasa diri paling benar. Padahal logika sendiri itu relatif. A berkata hal ini baik, B berkata hal itu baik. Namun baik belum tentu benar. Seperti itulah logika. Tak sadar akan pengaruh logika, logika itupun mulai menggeser keberadaan iman.
Iman. Dasar dari segala sesuatu yang tidak mungkin.
Seiring berkembangnya kedewasaan, logika pun mulai berbicara. "Kenapa bisa gitu? itu kan ga mungkin banget!" "Masa sih? hidupmu kan uda susah, ga mungkin bisa sukses. Siapa yang mau ngasih?" Sekali lagi. Lupa akan keberadaan Tuhan dalam kehidupan. Jutaan anak Tuhan di dunia telah tertipu oleh logika mereka sendiri. Dan mereka mempertanyakan keberadaan Tuhan. Namun, kita bersyukur punya Allah yang baik. Yang mau menarik kita saat kita mulai berjalan jauh dariNya. Yang mau memeberikan "iman" untuk kita mencoba lagi.
"We live by faith and not by sight"
Sebuah kata sederhana yang bisa menjelaskan makna kehidupan. Kita hidup dengan iman, bukan dengan pengertian. Dan hidup bersama Tuhan memang dibutuhkan iman, bukan pengertian. Kita harus berkata 'ya Tuhan aku percaya' bukannya 'kenapa begini Tuhan? Kok ga masuk akal sih?'. Teman, jangan pernah sejajarkan pikiran Tuhan dengan pikiran manusia! Pikiran manusia itu terbatas, tapi pikiran Tuhan itu unlimited, ga terbatas, jauh melebihi akal sehat.
1 hal yang saya dapetin dari kata - kata mama saya itu. Telah terbukti berjalan dengan iman bersama Tuhan memang asik. Saat - saat kesesakan kita berseru kepada Tuhan, bukannya malah mempertanyakan keadaan. Dan, Tuhan selalu membuka jalan yang bisa dibilang 'aneh - aneh + lucu' jadi komplit deh tuh.. :)
Sepasti matahari terbit dari ufuk timur menuju ufuk barat, demikianlah sepasti Tuhan menjawab doa - doa kita.
Guys, jangan pernah menyerah, apalagi kalah sama logika. Logika memang baik, tapi belum tentu benar. Hiduplah dengan iman. Karena itulah yang Tuhan mau **
No comments:
Post a Comment